Sepasang Bintang di Cibeo
Oleh: Eni
Martini
Hujan
mencurah dari langit begitu kakiku menjejak pelataran Ciboleger. Bunga air itu
tumpah, membuat sekitar berkilau karena cahaya pantulan airnya, yang menggenang
di tanah, bebatuan, juga badan daun. Suasana sepi karena hujan, juga karena
menjelang sore. Sejenak aku celingukkan,
mencari sosok yang sudah kuhapal. Lelaki muda berusia sekitar dua puluh
tahun, berperawakan langsing namun memiliki otot-otot yang terbiasa bekerja
keras. Rambutnya lurus, pendek dengan senyum polos yang selalu menampakkan
lesung pipi. Dimana dia?
Sebuah
papan informasi kusam tetap berdiri tegak dengan barisan tulisan yang mulai
dimakan waktu: ANDA MEMASUKI KAWASAN HAK ULAYAT MASYARAKAT BADUY.